Bursakota.co.id, Lima Puluh Kota – Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas III Suliki menciptakan Inovasi dalam pembinaan kemandirian yaitu pelatihan membatik bersama Batik Gambir, Kabupaten Lima Puluh Kota, berlangsung selama 3 hari, mulai dari 19-21 Maret 2024.
Pelatihan batik tulis tersebut diikuti oleh 20 Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP), dan langsung diajarkan oleh owner batik gambir Erni Setiyaningsih, serta kedua pegawainya Eri Nanda dan Gushendra.
Pelatihan membatik dengan metode Batik Tulis menggunakan canting listrik dan berbahan lilin ini dan menggunakan pewarna alami dari tanaman Gambir.
Kegiatan tersebut sekaligus mengisi waktu luang selama Bulan Ramadan dan menjelang Berbuka Puasa.
Motif batik tulis jeruji besi yang diciptakan di Lapas Suliki sudah terdaftar dalam legalitas Hak Ciptanya.
Membuat Batik Tulis memiliki manfaat melatih kesabaran dan ketelitian, secara tidak langsung mempengaruhi mental emosionalnya untuk stabil dan fokus dalam proses pengerjaan membatik.
Kepala Lapas Kelas III Suliki Kamesworo mengatakan, ciri khas yang diciptakan adalah motif Batik Jeruji besi.
“Kita juga membuat motif karya sendiri yang bertemakan ‘Jeruji Besi’ dan sudah mendapatkan legalitas Hak cipta,” kata Kamesworo dalam keterangannya, Kamis (21/3/2024).
Ia menambahkan, pemilihan motif jeruji besi ciri khas dari lapas yang lahir dan dibuat oleh para warga binaan.
“Ya, secara tidak langsung kita sampaikan pesan masyarakat agar tidak melanggar hukum dan sebagai pengingat menjadi warga negara yang taat aturan,” imbuhnya.
Pihaknya berharap motif batik jeruji besi ini dapat diterima di masyarakat dan menjadi pilihan dalam mengenakan produk batik tulis serta untuk warga binaan pelatihan ini bisa menjadi bekal mereka saat telah bebas nanti.
Berbagai produk batik tulis dihasilkan seperti sajadah, sarung, kain, syal serta kerudung, motifnya pun beragam berupa motif minangkabau, motif gambir dan motif jeruji besi serta kaligrafi Lafadz. (Warman)