Sistem Keamanan Dinilai Berlebihan, Dirut RSUD : Kami Mengikuti Standar Akreditasi

0
137
Foto : pintu ruang inap di RSUD Natuna di lengkapi pagar tralis dan gembok

Bursakota.co.id, Natuna – Beberapa orang pengunjung RSUD Natuna mempertanyakan sistem keamanan yang diterapkan oleh manajemen rumah sakit umum daerah belakangan ini.

Mereka menyebut RSUD Natuna telah menerapkan aturan kemanan yang terlihat super ketat. Hal ini terlihat di bangsal-bangsal ruang inap rumah sakit dipasangkan gerbang pengamanan dan digembok.

“Kami heran aja bro, kenapa kok bangsal-bangsal ini dikasi gerbang, habis itu digembok pula,” kata Gunawan salah seorang pengunjung RSUD Natuna, Ahad (5/2).

Ia mengaku sempat memepertanyakan kepada petugas RSUD terkait alasan pintu utama ruang rawat inap itu sampai digembok.

“Katanya tadi saya tanya untuk keamanan,” sambung Gunanwan.

Namun begitu Ia menilai sistem kemanan yang diterapkan itu berlebihan karena sejauh ini RSUD Natuna cukup aman dari gangguan maupun ancaman keamanan yang tidak diinginkan.

Selain menilai sistem keamanan itu berlebihan, ia juga menilai sistem kemanan itu juga dapat membahayakan bagi pasien, keluarga pasien serta pengunjung lainnya bila terjadi keadaan darurat.

“Saya gak kebayang kalau terjadi kebakaran atau kejadian-kejadian lain yang bersifat darurat, bisa abis semua isi ruangan itu. Sementara yang memegang kunci gembok katanya Satpol PP yang jada di gerbang depan sana. Di rumah sakit pain tidak ada yang kita lihat seperti ini. Jadi sistem ini menurut saya berpotensi bahaya juga,” tandasnya.

Namun demikian, ia mengaku setuju RSUD Natuna mesti dilengkapi dengan sistem keamanan yang cukup untuk melindungi pasien, keluarga pasien dan pengunjung.

“Apalagi sekarang kan RSUD sedang akreditasi, mungkin itu standar keamanan bagian dari obyek penilain. Tapi maksud kami jangan sampai segitulah membuat dan menerapkan aturan keamanan, itu mengandung bahaya masalahnya,” ujar Gunawan.

Terkait ini, Direktur RSUD Natuna, Dr. Ari Fajarudi menjelaskan, sistem itu diterapkan untuk kemanan semua orang yang berada di RSUD Natuna.

“Ya betul, ruangan di gembok dari jam 10 malam hingga jam 05.30 pagi. Kami tidak ingin ada yang kehilangan, baik itu dari pihak pasien, keluarga pasien, pengunjung dan petugas yang piket. Karena malam kan banyaknyang tidur, jadi itu perlu diantisipasi,” ucap Dr. Ari Fajarudi di Ruang Kerjanya pada Senin (06/02).

Terkait jam penguncian ini, Dr. Ari Fajarudi menyampaikan akan melakukan revisi karena ada waktu untuk sholat subuh.

“Jamnya akan kita revisi untuk keluarga pasien melaksanakan sholat subuh, mungkin akan kita buka pada jam 4.30 subuh,” jelasnya.

Namun demikian, Dr. Ari Fajarudi memastikan untuk akses pelayanan pada jam tersebut tetap seperti biasa.

“Untuk pasien masuk atau ada pasien yang akan pindah ruangan, itu tetap seperti biasa,” sebutnya lagi.

Selain itu, ia juga menyampaikan untuk mempermudah akses membukakan kunci ruangan maka setiap ruangan di bekali anak kunci yang diserahkan kepada petugas ruangan.

“Anak kunci gembok ini banyak, setiap ruangan kita serahkan ke petugasnya masing-masing,” jelasnya.

Selain untuk tujuan keamanan, sistem ini diterapkan juga diakui erat kaitannya dengan proses akreditasi yang sedang dijalani oleh RSUD Natuna.

“Kaitannya juga ada dengan akreditasi, karena salah satu standar penilaian akreditasi itu harus aman. Jadi kalau ada yang kehilangan, bisa-bisa nilai akreditasinya turun. Saat ini kita sudah bintang lima lulus Paripurna,” ucapnya.

Terkait dengan jika terjadi force majeure (kejadian yang tidak terduga) seperti bencana kebakaran, Dr. Ari Fajarudi menyampaikan pihak RSUD sudah menyiapkan segalanya dengan baik.

” untuk kunci sudah kita serahkan kepada petugas ruangan masing-masing, disetiap ruangan juga kita sudah menyiapkan Alat Pemadam Api Ringan (APAR), di ruangan-ruangan dan dititik-titik tertentu juga sudah disiapkan Hydrant dalam dan Hydrant luar. Jadi untuk bahaya kebakaran kita sudah siapkan semuanya dengan baik bahkan kita sudah pernah simulasi,” jelasnya lagi.

Oleh karenanya, Dr. Ari meminta kerjasama dari seluruh masyarakat agar dapat menanggapi metode pengamanan ini dengan bijak.

“bisa dikatakan metode pengamanan seperti ini bukan banya di rumah sakit kita saja, kebetulan kami juga baru pulang dari kunjungan beberapa rumah sakit seperti RS Awal Bros, RS Embung Fatimah dan RS Anak Mutiara Aini. Semuanya menggunakan kunci untuk ruangan pasien cuma memang lebih canggih lagi dengan finger print,” tutup Dr. Ari Fajarudi. (Bk/Dika)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini