Batam – Di tengah tantangan dunia kerja yang terus berubah, Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau mengambil langkah nyata. Selasa pagi, 17 Juni 2025, aula Harmoni One Hotel Batam menjadi saksi dimulainya Kick Off Program Pelatihan dan Pemagangan Tahun 2025 sebuah ikhtiar serius dalam menjembatani semangat belajar dengan kebutuhan nyata industri.
Program ini dibuka langsung oleh Wakil Gubernur Kepri, Nyanyang Haris Pratamura, dan dihadiri oleh berbagai elemen penting: anggota DPRD, BPJS Ketenagakerjaan, Direktur Polibatam, pelaku industri, Kadin, Apindo, serikat pekerja, hingga para pengelola SMK dan Lembaga Pelatihan Kerja (LPK). Semua hadir dalam semangat yang sama: membangun SDM Kepri yang tangguh dan adaptif.
Dalam sambutannya, Wagub Nyanyang menegaskan pentingnya membangun budaya kerja yang agile, tak sekadar ahli secara teknis, tetapi juga kuat dalam soft skill dan mampu beradaptasi dengan nilai-nilai perusahaan.
“Tenaga kerja sekarang bukan hanya dituntut untuk siap kerja, tapi juga untuk terus tumbuh dan belajar. Dunia usaha tidak bisa dibiarkan berjalan sendiri. Pemerintah, LPK, dan industri harus berjalan beriringan,” tegasnya.
Program pelatihan tahun ini mengusung pendekatan Tailor Made Training dan On the Job Training, melibatkan perusahaan-perusahaan besar seperti PT Bintan Resort Cakrawala, PT Sumitomo, dan Hotel Santika. Mereka tak hanya mendukung, tapi langsung membuka pintu bagi para peserta magang—sebuah bentuk konkret dari sinergi lintas sektor.
Tak hanya pelatihan dimulai, sembilan LPK yang berhasil melewati proses akreditasi tahun 2024 juga menerima sertifikat resmi dari Komite Akreditasi LPK Kepri. Ini bukan sekadar simbol administratif, tetapi jaminan bahwa pelatihan yang diberikan sesuai dengan standar mutu nasional.
“Akreditasi adalah jaminan kualitas. Kami tidak ingin pelatihan hanya menjadi rutinitas. Kami ingin hasilnya nyata: ada pekerjaan, ada karier,” ungkap Plh Kadisnakertrans Kepri, Jhon Barus.
Data dari Sakernas Februari 2025 mencatat penurunan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Kepri menjadi 6,89 persen. Angka ini menjadi bukti awal bahwa pendekatan pelatihan berbasis kebutuhan industri memang efektif. Bahkan, menurut data Dinas Tenaga Kerja, 90 persen peserta magang tahun lalu langsung direkrut oleh perusahaan mitra.
Kepala Bidang Pelatihan dan Penempatan, Suryadi, turut menekankan bahwa keberhasilan program ini bukan hanya soal pelatihan teknis, tapi bagaimana setiap program dirancang sesuai dengan kebutuhan riil industri.
“Kami tidak hanya latih, kami pastikan mereka punya peluang kerja nyata,” ujarnya.
Di akhir acara, Wagub menyampaikan pesan penuh makna kepada para peserta:
“Jadikan pelatihan ini sebagai batu loncatan. Dunia kerja menunggu kalian bukan dengan sekadar ijazah, tapi dengan mental siap berkarya, siap bersaing, dan terus belajar.”
Dengan semangat kolaborasi yang kian menguat, Kepri kini melangkah lebih pasti. Pelatihan dan pemagangan bukan sekadar program tahunan, melainkan bagian dari gerakan besar: membangun workforce masa depan Indonesia yang lahir dari kepulauan, namun siap menaklukkan dunia.
Editor : Papi