
Bursakota.co.id, Batam – Para atlet karate dari Federasi Olahraga Karate-Do Indonesia (Forki) Kota Batam kembali menorehkan prestasi membanggakan di kancah internasional. Pada ajang Kejuaraan Internasional Silent Knight ke-14 yang digelar di Kuala Lumpur, Malaysia, akhir April 2025, sembilan atlet Forki Batam berhasil membawa pulang dua medali emas, satu perak, dan satu perunggu.
Kejuaraan yang berlangsung di Gedung Olahraga Titiwangsa tersebut diikuti oleh ratusan atlet dari berbagai negara Asia, termasuk Thailand, Filipina, dan Vietnam. Ajang ini dikenal sebagai salah satu turnamen bergengsi yang menjadi barometer kekuatan karate junior dan kadet di kawasan Asia Tenggara.
Dua medali emas disumbangkan oleh Regina Gabriela Telaumbanua di nomor Kumite Junior -66 kg dan Serofin Imori Sihombing di nomor Kumite Junior -61 kg. Sementara itu, Arzyedo Sadewa menyumbangkan medali perak di nomor Kumite Kadet +70 kg dan Romeino Rydel Putra R meraih perunggu di nomor Kumite Kadet -52 kg.
“Kami bangga dengan prestasi yang ditorehkan para atlet Batam di ajang internasional ini. Mereka telah menunjukkan bahwa latihan dan kerja keras tidak sia-sia,” ujar Ketua Umum FORKI Kepri, Albert Gultom, didampingi Ketua Umum FORKI Kota Batam, Benri Sitorus, di Batam, Rabu (30/4/2025).
Albert mengingatkan para atlet agar tidak cepat puas. Menurutnya, prestasi yang diraih di Malaysia harus menjadi motivasi untuk terus berkembang dan mengharumkan nama daerah maupun bangsa.
Adapun rombongan atlet dilepas secara resmi oleh Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Kota Batam, Zulkarnain, mewakili Pemerintah Kota Batam di Bandara Hang Nadim pada 23 April 2025 lalu. Selain sembilan atlet, turut serta dua pelatih dan dua ofisial dalam kontingen tersebut.
Menurut Benri Sitorus, para atlet yang bertanding di Malaysia merupakan bagian dari persiapan menghadapi Kejuaraan Nasional (Kejurnas) FORKI yang akan digelar pada Mei 2025. Keikutsertaan mereka di ajang internasional ini menjadi bagian dari pemantapan teknik dan peningkatan jam terbang.
“Ini bukan sekadar kompetisi, tetapi sarana untuk mengukur kesiapan mereka setelah tujuh bulan menjalani pemusatan latihan. Saya tidak membebani mereka dengan target, yang penting mereka bertanding dengan semangat dan tahu alasan mereka berjuang di arena,” kata Benri, yang juga mantan juara karate nasional dan internasional.
Kejuaraan Silent Knight sendiri telah memasuki edisi ke-14 tahun ini dan rutin digelar di Malaysia sebagai ajang pembinaan dan seleksi atlet muda berbakat di kawasan Asia Tenggara. Kejuaraan ini menjadi salah satu agenda penting dalam kalender kompetisi karate Asia.***
Editor : Papi