Aceh – Masyarakat Nurussalam khususnya petani yang menanam padi di sawah mengeluh karena sawah yang ditanam padi sudah retak (cerah tanoh karena tho Hana ie) kekeringan akibat debit air di sawah kering. Banyak petani menanti Hujan turun,
Nurussalam merupakan salah satu kecamatan yang tidak ada irigasi sehingga saat bercocok tanam hanya mengandalkan air hujan.(Sawah tadah hujan), Areal sawah yang sudah mulai mengering dan retak akibat ketiadaan air diantaranya adalah daerah ulee ateung dan sekitarnya, Blang bugeng, Asan Tanjong dan areal sawah lainnya rata rata sudah kering sawah yang sudah di tanam padi serta dalam masa vegetatif ( pertumbuhan menjelang pembungaan).
Sawah di kecamatan Nurussalam serta Kec. Daru l Falah, Aceh Timur dilanda kekeringan yang membuat petani khawatir bakal terancam gagal panen.
Memang ada ada saluran dan paya / rawa yang sering di sedot air untuk di alirkan ke sawah. Namun sekarang tidak ada debit air yang tersisa dan mengalir,” ujar si pa, warga baroh bugeng dan dibenarkan oleh Ahmat warga Gampong Keude Bagok dua kecamatan Nurussalam Aceh Timur kepada redaksi media infopwdpiaceh, Minggu (13/7/2025).
wajah para petani tampak lesu setelah menyaksikan lahan pertanian sudah mulai mengering walaupun sudah di berikan pupuk dan semprotan hama.
Suasana kecamatan Nurussalam memang sangat cerah, Matahari sangat terik Selama sebulan terakhir, walaupun kadang terjadi mendung dan sedikit ada gerimis Dan hujan rintik-rintik namun tidak mencukupi kebutuhan air di sawah. Sekarang kekeringan menyerang petani sawah di Kecamatan Nurussalam Aceh Timur.
Sawah-sawah yang dulu hijau kini berubah menjadi hamparan tanah keras yang retak menganga seperti luka mengering yang tak kunjung disembuhkan walaupun didalam nya ada batang padi yang mulai menguning akibat ketiadaan air.
Petani mulai putus harapan. Musim tanam yang dimulai dua bulan lalu berubah menjadi lahan yang kering, Hujan tak kunjung turun, dan air di saluran pun nihil. “Meskipun ada saluran, namun tidak ada air yang mengalir, tambah Ahmat petani padi dari Gampong Keude Bagok dua. Di sela sela melihat Tanaman padi yang sudah masa vegetatif.
Tanaman padi mereka menguning sebelum waktunya. Daun layu kekuningan, Tanah tak hanya kering tapi juga pecah-pecah, pertanda kondisi tanah yang gersang. “Kami sangat kawatir semua petani bakal gagal panen. selama ini bercocok tanam dengan mengandalkan sistem tadah hujan.
Gampong-gampong di wilayah Nurussalam dan Darul Falah memang belum tersentuh sistem irigasi memadai. Tanpa pasokan air yang stabil, para petani mencoba bisa menanam padi P dan itupun kini terancam gagal total jika dalam waktu dekat ini tidak kunjung turun hujan, Kerugian tak lagi soal materi. Ini soal napas hidup sehari-hari masyarakat desa. Jika gagal panen, maka putus harapan mereka untuk bertahan di tengah naiknya harga pupuk, ongkos hidup, dan cuaca yang makin tak menentu. Sedangkan uang dan modal sudah di salurkan ke sawah untuk bajak tanah, ongkos cocok tanam ( seumeula), pemberian pupuk Serta racun hama.
Menghadapi krisis ini, para petani memohon instansi terkait agar memberikan perhatian khusus untuk petani bukan belas kasih, tapi kebijakan yang nyata.
“Kami sangat mengharapkan bantuan pemerintah. Entah itu penyediaan sumur bor atau cara lain, agar kami bisaa bertani dengan air yang cukup.
Untuk mengatasi persoalan-persoalan tersebut, awak media infopwdpiaceh telah menghubungi kepala kantor UPTD pertanian Nurussalam. Beliau menjawab dengan singkat, bahwasanya “nurussalam sudah Kita lapor ke dinas pertanian kabupaten Aceh Timur dan dinas distanbun provinsi aceh beberapa hari yang lalu” itu jawaban WhatsApp dari bapak Muhammad.
Selanjutnya, Azhar, salah satu anggota dewan ( DPRK Aceh Timur) asal Nurussalam dalam diskusi terkait berita ini di grup wa kec. Nurussalam mengatakan bahwa: “Jeut.. neurilis ju berita tentang keadaan yang sedang terjadi di Nurussalam” selanjut untuk mengatasi persoalan-persoalan kekeringan sawah di kecamatan Nurussalam, Azhar mengatakan ,” Dprk Aceh Timur dalam “waktu dekat akan membentuk pansus ” Percepatan pembangunan irigasi sayap kanan aceh timur”
Selanjutnya ada beberapa tokoh juga ikut memberikan masukan positif kepada media ini terkait berita ini, yang sedang musyawarah di grup wa kec Nurussalam, diantaranya Ilyas Ismail ( ketua PWI Aceh Timur), Isra (Tokoh masyarakat dan anggota organisasi media pwdpi) juga Ishak yang memberikan solusi, dalam tulisannya Ishak memberikan gambaran rancangan sederhana bendungan paya enjee jika di aktifkan kembali untuk kemakmuran masyarakat dengan luas 10 hektar, inti nya untuk pengadaan air bagi petani, baik’ melalui irigasi maupun membuat bendungan tempat penyimpanan air yang lengkap dengan skema nya.
Sumber : Tarmizi