Semangat Lestari dari Pulau Penyengat, Gubernur Kepri Pimpin Aksi Bersih-Bersih Lawan Polusi Plastik

0
28
Foto : Gubernur Kepulauan Riau H. Ansar Ahmad memimpin langsung gerakan gotong royong memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2025 tingkat Provinsi Kepri di Pulau Penyengat

Tanjungpinang – Terik matahari tak menyurutkan semangat ratusan orang yang memadati Pulau Penyengat, Kamis 5 Juni 2025.

Dari masyarakat, pelajar, tokoh adat, hingga jajaran pemerintah dan mahasiswa turun langsung ke jalan, memungut sampah plastik yang berserakan.

Di tengah kerumunan itu, tampak Gubernur Kepulauan Riau H. Ansar Ahmad memimpin langsung gerakan gotong royong memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2025 tingkat Provinsi Kepri, yang mengangkat tema global “Hentikan Polusi Plastik.”

Aksi ini bukan sekadar seremoni tahunan. Di Kepri wilayah kepulauan dengan garis pantai panjang dan lautan luas polusi plastik adalah ancaman nyata yang kian mengkhawatirkan.

Menurut Gubernur Ansar, sampah plastik kini menjadi jenis sampah terbanyak kedua di Kepri setelah sampah organik, menyumbang sekitar 20% dari pencemaran di wilayah laut.

“Ini alarm bagi kita semua. Jika tidak dikendalikan, polusi plastik bisa merusak ekosistem laut dan mengganggu sektor pariwisata yang menjadi andalan Kepri,” tegas Ansar dalam sambutannya di Balai Kelurahan Pulau Penyengat.

Dari Jalan Hingga Statistik: Aksi Lintas Sektor di Pulau Bersejarah

Kegiatan gotong royong ini melibatkan berbagai elemen Pemerintah Kota Tanjungpinang, Forkopimda, organisasi kemasyarakatan, mahasiswa, hingga tokoh adat.

Gubernur memulai aksinya dari Balai Kelurahan menuju Balai Adat, sembari menyemangati peserta agar tidak menjadikan kebersihan sebagai kegiatan musiman, melainkan gaya hidup harian.

“Pulau Penyengat ini ikon besar Kepri, pusat sejarah, budaya, dan destinasi unggulan. Kita akan terus mempercantik kawasan ini, termasuk Gurindam 12 dan Pasar Lama. Tapi percuma jika lingkungannya kotor,” ujar Ansar.

Sebagai bentuk integrasi lintas sektor, kegiatan ini juga dirangkai dengan peluncuran Program Keluarga Cinta Statistik (KCS) yang digagas oleh TP-PKK Kepri, BPS, dan BKKBN Kepri. Program ini dimulai dari Pulau Penyengat dan akan menjadi dasar perencanaan pembangunan berbasis data.

Catatan Kelam di Balik Data Sampah

Berdasarkan data tahun 2024, total timbulan sampah di Kepri mencapai 157.340 ton, dan hanya sekitar 62,06% (97.637 ton) yang berhasil terkelola. Sisanya, sekitar 33% (51.939 ton) masih tercecer, berpotensi menjadi sumber pencemaran lingkungan akibat pembuangan liar atau pembakaran terbuka (open burning).

“Kalau kita biarkan, semua upaya pembangunan akan rusak oleh sampah yang tidak dikelola. Edukasi masyarakat harus diperkuat agar budaya bersih menjadi kebiasaan sejak rumah tangga,” tambah Gubernur Ansar.

Menanam Harapan, Menumbuhkan Identitas

Sebagai penutup acara, Gubernur Kepri juga menyampaikan rencana penanaman tanaman langka di zona khusus Pulau Penyengat bersama Dinas Pertanian. Langkah ini tak hanya untuk konservasi, tapi juga menambah kekhasan dan daya tarik wisata di pulau yang dikenal sebagai pusat peradaban Melayu itu.

“Kalau wisatawan datang dan melihat lingkungan kita bersih, mereka akan membawa pulang kesan baik. Mereka akan kembali, bahkan membawa orang lain,” pungkas Ansar.

Harmoni di Pulau Sejarah

Kegiatan ini dihadiri pula oleh Ketua TP-PKK Kepri Dewi Kumalasari Ansar, Wakil Wali Kota Tanjungpinang Raja Ariza, Ketua LAM Kepri Riza Alhafiz, jajaran Forkopimda, Anggota DPRD Kepri, serta kepala instansi vertikal dan OPD terkait.

Wajah-wajah cerah dan tangan-tangan penuh semangat di Pulau Penyengat hari itu menegaskan satu pesan penting: Lingkungan adalah warisan bersama yang harus dijaga, dimulai dari hal paling sederhana tidak membuang sampah sembarangan.

Editor : Papi

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini