
Bursakota.co.id, Anambas – Wakil Bupati Kepulauan Anambas, Raja Bayu Febri Gunadian, menghadiri Rapat Koordinasi Palapa Ring Barat yang digelar di Gedung GKM Cikini, Jakarta, Senin (01/09/2025).
Dalam kesempatan itu, Raja Bayu hadir bersama Sekda Anambas Sahtiar dan Kepala Dinas Kominfotik Anambas Japrizal.
Rapat koordinasi tersebut membahas kondisi jaringan telekomunikasi di wilayah barat Indonesia, termasuk di Kepulauan Anambas.
Hasil pembahasan memperlihatkan masih banyak desa yang menghadapi keterbatasan akses jaringan, mulai dari sinyal lemah hingga kondisi blankspot yang membuat masyarakat sulit berkomunikasi.
Di Kecamatan Siantan Timur, hampir seluruh desa masih mengalami sinyal lemah. Situasi serupa juga ditemukan di Desa Tarempa Selatan (Kecamatan Siantan) serta Desa Air Bini dan Desa Tiangau (Kecamatan Siantan Selatan). Sementara itu, wilayah Kiabu, Mengkait, Telaga, dan Telaga Kecil juga masih terkendala kualitas jaringan.
Kondisi yang paling mengkhawatirkan berada di Teluk Durian, di mana hingga kini masyarakat masih hidup dalam blankspot.
Meski begitu, dalam forum tersebut disebutkan bahwa tahun ini Teluk Durian ditargetkan sudah dapat menikmati layanan jaringan XL.
“Anambas harus merdeka sinyal. Ini kebutuhan dasar yang harus segera diwujudkan,” tegas Raja Bayu dalam rapat.
Wabup menekankan, akses jaringan telekomunikasi kini bukan lagi sekadar kebutuhan tambahan, melainkan bagian penting dari pelayanan dasar masyarakat.
Apalagi Anambas merupakan kabupaten kepulauan yang wilayahnya tersebar di pulau-pulau kecil.
“Dengan jaringan yang stabil, masyarakat dapat lebih mudah mengakses informasi, layanan pendidikan daring, kesehatan, maupun aktivitas ekonomi,” ucapnya.
Ia berharap kolaborasi antara pengelola Palapa Ring Barat dan penyedia layanan telekomunikasi, seperti Telkomsel maupun XL, dapat segera memperkuat kapasitas serta kualitas jaringan di Anambas.
Dengan begitu, akses komunikasi dapat dirasakan secara merata oleh masyarakat di seluruh kecamatan, tanpa terkecuali.
Sebagai informasi, Palapa Ring Barat merupakan bagian dari program nasional pembangunan jaringan serat optik yang membentang dari barat hingga timur Indonesia.
Infrastruktur ini dirancang untuk menghadirkan internet cepat dan stabil hingga ke daerah-daerah terpencil, dengan tujuan menekan kesenjangan digital antara perkotaan dan daerah.
Bagi daerah perbatasan seperti Anambas, kehadiran infrastruktur ini sangat vital. Tidak hanya untuk memperkuat konektivitas antarwilayah, tetapi juga sebagai penopang peningkatan kualitas hidup masyarakat.
Dengan adanya rapat koordinasi ini, pemerintah daerah berharap pembangunan jaringan tidak lagi terfokus di kota-kota besar, tetapi juga menjangkau masyarakat di pulau-pulau kecil yang selama ini masih berjuang dengan keterbatasan sinyal.(Bk/Jun).
















