SMPN 1 Sampolawa Peringati Hari Sumpah Pemuda dengan Sentuhan Kearifan Lokal

0
91
Ket Foto : Suasana saat peringatan hari sumpah pemuda di SMPN 1 Sampolawa

SAMPOLAWA – Dalam semangat memperkokoh rasa persatuan dan nasionalisme, SMP Negeri 1 Sampolawa kembali melaksanakan upacara peringatan Hari Sumpah Pemuda pada Selasa, 28 Oktober 2025. Upacara yang berlangsung khidmat ini menjadi momentum penting bagi seluruh warga sekolah untuk mengenang kembali sejarah perjuangan pemuda Indonesia.

Ketua OSIS SMPN 1 Sampolawa, Wa Ode Aurelia Asyaila A., bertugas sebagai pemimpin upacara. Adapun pembacaan teks Sumpah Pemuda dibawakan oleh Nislan Ode, sementara Selfinar Cahyani bertugas membawa baki bendera.

Yang menarik, seluruh peserta upacara tampil mengenakan atribut bernuansa lokal Buton, dengan sarung leja dan kampurui, mencerminkan perpaduan antara semangat nasionalisme dan kearifan budaya daerah.

Kepala SMPN 1 Sampolawa, Wa Ode Zahwia, S.Pd.Kn, yang bertindak sebagai pembina upacara, menilai langkah ini sebagai simbol kebanggaan terhadap identitas lokal tanpa meninggalkan semangat kebangsaan.

Dalam amanatnya, beliau menegaskan kembali makna Sumpah Pemuda yang harus terus dijaga oleh generasi muda

“Perkembangan zaman yang begitu cepat bisa saja mengaburkan nilai-nilai Sumpah Pemuda. Karena itu, penting bagi kita untuk selalu mengingat jati diri bangsa dan semangat persatuan,” ujar Wa Ode Zahwia.

Menutup amanatnya, ia berpesan agar para siswa-siswi terus belajar, mengasah diri, dan menumbuhkan sikap toleransi demi menjaga keutuhan bangsa dan negara.

Selama pelaksanaan kegiatan, suasana berlangsung khidmat dan penuh makna. Para siswa tampak menghayati setiap rangkaian upacara, menjadikan peringatan Sumpah Pemuda tahun ini bukan sekadar seremonial, tetapi juga penguatan nilai-nilai persatuan di lingkungan sekolah.

Di akhir kegiatan, guru dan siswa sama-sama merefleksikan bahwa Sumpah Pemuda tetap relevan di era digital. Semangatnya menjadi pengingat bagi generasi muda agar menggunakan teknologi secara bijak, mempererat persaudaraan, serta melawan perpecahan dan ujaran kebencian di dunia maya. Dengan begitu, nilai “satu nusa, satu bangsa, dan satu bahasa” terus hidup dan berkembang seiring kemajuan zaman.

Laporan : Haris 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini