Lingga – Perlahan namun pasti, Kabupaten Lingga mulai memikat hati wisatawan mancanegara. Tak sekadar pantai atau budaya, wilayah ini juga menyuguhkan wisata minat khusus yang makin banyak diminati: dari pendakian gunung, penelusuran situs sejarah, hingga jelajah air terjun alami yang belum terjamah banyak tangan.
Salah satu destinasi yang mulai mencuri perhatian adalah Air Terjun Jelutung, yang terletak di Dusun Jelutung, Desa Mentuda, Kecamatan Lingga. Tempat ini bukan sekadar pemandangan indah namun sebuah pengalaman penuh petualangan dan kedamaian, yang menawarkan keaslian alam dan keramahan masyarakat lokal.
Dedie Iansyah, seorang pemandu wisata sekaligus pegiat komunitas Catatan di Lingga, mengisahkan perjalanannya pada Jumat, 11 Juli 2025.
Ia bersama tim dan rekan-rekan pecinta alam dari Daik dan Dabo Singkep memulai perjalanan panjang dan mendebarkan menuju Air Terjun Jelutung yang disebut sebagai air terjun tertinggi di Kepulauan Riau, dengan ketinggian mencapai 190 meter dari puncak hingga dasar.
“Setelah naik ferry reguler dan turun di Dusun Pulun, kami lanjut dengan pompong menuju Dusun Jelutung. Usai shalat dan makan siang, kami trekking ke lokasi air terjun, ditemani pemandu lokal yang sangat ramah dan berpengalaman,” ujar Dedie.
Petualangan menuju Jelutung tidak sekadar perjalanan fisik, tetapi juga visual dan spiritual. Sekitar setengah jam sebelum tiba, para pendaki disambut pesona Air Terjun Sembilan air terjun lain dengan debit air yang deras, sangat instagramable dan menggoda siapa pun untuk berhenti, berfoto, atau bahkan berenang di alirannya.
Namun klimaks dari perjalanan adalah saat akhirnya mereka tiba di Air Terjun Jelutung menjelang senja. “Kami seperti menemukan dunia lain. Suaranya menggema di antara hutan, percikannya membentuk kabut tipis, dan ukurannya benar-benar membuat kami terpana,” cerita Dedie.
Menariknya, wisatawan yang datang ke Jelutung bukan hanya disuguhi keindahan alam, tapi juga hangatnya interaksi sosial. Tim Catatan di Lingga bahkan sempat menginap di rumah warga dan menikmati hidangan lokal khas Mentuda.
Kepala Desa Mentuda, Darwan atau yang akrab disapa Mawan, menyambut baik kedatangan para pencinta alam tersebut. Ia melihat potensi besar dari Jelutung untuk menjadi ikon wisata minat khusus Kabupaten Lingga, yang tak hanya mengangkat nama desa, tapi juga ekonomi masyarakat.
“Kami sangat terbuka. Tapi saya berharap pemuda dan masyarakat tempatan juga aktif mempromosikan alam, budaya, dan kehidupan Mentuda. Jangan hanya menunggu dari luar,” ujarnya.
Darwan juga berharap dukungan dari penggiat media sosial dan media pemberitaan. Menurutnya, dengan publikasi yang masif dan konsisten, bukan tidak mungkin Air Terjun Jelutung bisa menjadi destinasi unggulan berskala internasional, dan membawa dampak nyata bagi pelaku UMKM serta sektor ekonomi desa.
Kini, Jelutung bukan lagi rahasia kecil di balik rimbunnya hutan Lingga. Ia mulai menunjukkan dirinya ke dunia dan mengundang siapa saja untuk datang, menjelajah, dan jatuh cinta pada keindahan yang nyaris tak tersentuh waktu.(Bk/Iwan)