AMG Soroti Anggaran Dapur Rumah Dinas DPRK, Rp500 Juta Luka Sosial yang Terbuka

0
40
Foto : Gilang Ken Tawar, tokoh pemuda Gayo dan perwakilan AMG

Bursakota.co.id, Takengon – Anggaran senilai Rp500 juta untuk kebutuhan dapur rumah dinas pimpinan DPRK Aceh Tengah memicu kemarahan publik. Aliansi Masyarakat Gayo (AMG) menyebut anggaran ini sebagai bentuk “luka sosial yang disengaja”, mengingat krisis ekonomi yang masih menghimpit masyarakat di pedalaman.

Pernyataan keras ini disampaikan Gilang Ken Tawar, tokoh pemuda Gayo dan perwakilan AMG, dalam siaran pers pada Selasa (4/6/2025).

“Kami dari AMG menilai ini bukan soal kecap atau telur, ini soal nurani. Saat ribuan warga bergelut demi makan satu kali sehari, DPRK justru menganggarkan setengah miliar untuk kenyamanan meja makan rumah dinas. Ini penghinaan terhadap rakyat,” tegas Gilang.

Sah Secara Regulasi, Tapi Cacat Moral

Menurut Gilang, meski anggaran tersebut mungkin legal secara administratif, secara etika dan moral hal itu mencederai rasa keadilan publik. AMG menyebut angka Rp500 juta sebagai bentuk pemborosan uang rakyat yang tak bisa diterima nalar publik.

“Dengan dana sebesar itu, pemerintah daerah bisa memberi paket bantuan pangan untuk ribuan kepala keluarga. Tapi nyatanya, uang itu habis demi kenyamanan segelintir elite. Ini ironi yang menyakitkan,” ujarnya.

Tuntutan AMG Evaluasi & Refokusing Anggaran

Sebagai respons, AMG mengajukan empat tuntutan tegas kepada DPRK Aceh Tengah:

1. Evaluasi total terhadap seluruh anggaran rumah dinas dan fasilitas pejabat yang bersifat konsumtif.

2. Transparansi anggaran secara daring agar masyarakat bisa mengawasi belanja negara secara terbuka.

3. Refokusing anggaran ke sektor mendesak seperti pendidikan, pangan, kesehatan, dan pengentasan kemiskinan.

4. Regulasi pengendalian pemborosan, agar fasilitas pejabat tidak menjadi ladang pembenaran kemewahan.

Gilang mengingatkan, wakil rakyat seharusnya hidup dalam denyut dan realitas rakyatnya, bukan bersembunyi di balik fasilitas elite.

“Kami tidak anti fasilitas. Tapi mari proporsional. Jangan sampai rakyat melihat gedung megah, mobil dinas, dan menu mewah lebih menonjol daripada perjuangan untuk mereka. Rakyat tidak butuh simbol, mereka butuh keadilan,”pungkasnya.***

Editor : Papi

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini