Bursakota.co.id, Natuna – Sebagai daerah penghasil Migas di Indonesia, Kabupaten Natuna tentu berharap mendapatkan porsi lebih dalam jumlah penerimaan dana bagi hasil yang dikucurkan oleh pemerintah pusat.
Namun faktanya, hal itu tidak terwujud, sebagai daerah kaya migas Natuna hanya menerima sebagian kecil saja, tidak heran jika banyak pihak menganggap pembagian DBH Migas dari pemerintah untuk Kabupaten Natuna jauh dari rasa keadilan.
Adanya ketimpangan dalam pembagian dana bagi hasil migas ini, tentu sangat merugikan bagi Kabupaten Natuna yang memiliki sumur migas terbesar di Asia.
Meski di dapuk sebagai daerah penghasil, namun secara kalkulasi penerimaan Natuna sangat minim, bahkan pendapatan cenderung menurun drastis dari tahun ke tahun.
Melihat ketimpangan ini Bupati Natuna Hamid Rizal angkat bicara, meski telah memasuki masa ahir jabatan, ia tetap berharap dan menyuarakan agar Kabupaten Natuna tetap menjadi prioritas dalam mendapatkan dana bagi hasil migas dari pemerintah pusat.
Hari ini, porsi pendapatan Natuna dari DBH Migas sangat menurun drastis. Semula mendapatkan alokasi Rp200 milyar pertahun, kini terjun bebas menjadi Rp20 milyar, penerimaan DBH Migas.
“Saya melihat ini sudah jauh dari kata adil, bagaimana mungkin kita sebagai daerah penghasil mendapat porsi paling kecil dibandingkan daerah lain di Provinsi Kepri. Kita punya sumur, orang lain ambil satu drum, masak kita cuma kebagian satu ember, ini sangat jauh dari rasa keadilan,”kenang Hamid.
Dalam catatanya, Hamid mengatakan bahwa penerimaan DBH Migas Natuna pada masa kepemimpinannya hanya tembus angka Rp200 milyar pada tahun 2018, setelah itu semakin menurun dan pada tahun 2020 hanya tersisa Rp20 milyar saja.
Melihat fakta ini, Hamid berharap pemerintah pusat dapat mangkaji, dan memberi porsi sepadan kepada Natuna sebagai daerah penghasil. Tuntutan ini bukanlah berlebihan, sebab cadangan migas Natuna sangat melimpah, setiap tahun ada sumur baru yang ditemukan dan beroperasi.
Pemerintah selalu berbica keadilan dalam pembagian dana bagi hasil migas di daerah, kabupaten Natuna sebagai daerah penghasil, pulau terluar dan bebatasan dengan tujuh negara tetangga. Sudah selayaknya diperhatikan.***don