
Tanjungpinang – Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau melalui Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) resmi membuka Pelatihan Kepemimpinan Administrator (PKA) Angkatan X Tahun 2025, Rabu (21/5), di Balairung Wan Seri Beni, Dompak, Tanjungpinang.
Kegiatan ini tak sekadar seremonial, melainkan menjadi langkah strategis membentuk pemimpin birokrasi yang adaptif, profesional, dan berintegritas.
Acara pembukaan dilakukan oleh Asisten Pemerintahan dan Kesra, TS. Arif Fadillah, yang didampingi sejumlah pejabat tinggi pratama. Hadir pula para peserta pelatihan dan tamu undangan lainnya.
Dalam sambutannya, Arif Fadillah menekankan pentingnya pelatihan ini sebagai “investasi jangka panjang bagi masa depan birokrasi modern di Kepri.”
Ia menyebut ASN saat ini tak cukup hanya piawai menjalankan prosedur, tetapi harus bisa menerjemahkan visi pembangunan menjadi aksi nyata yang berdampak bagi masyarakat.
Sekda Kepri: Pemimpin ASN Harus Tangguh, Inovatif, dan Bermoral
Pada sesi sore, Sekretaris Daerah Provinsi Kepulauan Riau, Drs. Adi Prihantara, M.M., tampil sebagai narasumber utama dengan materi bertajuk “Wawasan Kebangsaan, Kepemimpinan Pancasila, dan Integritas dalam Era Digital.”
Dalam pemaparannya yang mendalam, Adi menyoroti tantangan baru kepemimpinan birokrasi di era disrupsi. Ia menegaskan bahwa pemimpin publik saat ini harus mengubah paradigma lama dan membangun budaya kerja yang resilien, kolaboratif, serta berbasis teknologi informasi.
“Pemimpin ASN tidak cukup hanya unggul dalam administrasi. Mereka harus jadi pembelajar aktif, komunikator andal, penggerak tim, dan pembaca tren yang tangkas,” ujarnya.
Adi menekankan bahwa transformasi digital di sektor publik harus berjalan beriringan dengan transformasi karakter pemimpinnya. Teknologi hanyalah alat jiwa kepemimpinan tetap bertumpu pada integritas moral, kepedulian sosial, dan kecintaan terhadap bangsa.
Inovasi sebagai Nafas Baru Birokrasi
Dalam suasana penuh semangat, Adi juga mendorong para peserta untuk menjadikan inovasi sebagai budaya kerja, bukan sekadar proyek temporer. Ia menggarisbawahi bahwa inovasi tidak selalu harus berbasis teknologi tinggi, tetapi harus memberi solusi konkret dan dapat direplikasi oleh unit kerja lain.
“Kita harus membuang stigma bahwa birokrasi itu lamban. Lewat pelatihan ini, mari buktikan bahwa birokrasi bisa cepat, tepat, dan berdampak,” tegasnya.
Ia juga menekankan pentingnya soft skills seperti kemampuan berkomunikasi efektif, membangun jejaring lintas sektor, berpikir strategis, dan memiliki visi yang membumi.
Lintas Generasi dalam Kepemimpinan ASN
Menariknya, Adi turut menyinggung tentang tantangan memimpin generasi milenial dan Gen Z yang kini mendominasi birokrasi.
Menurutnya, pemimpin birokrasi ke depan harus menjadi jembatan antar generasi, mampu menggabungkan energi muda dan kebijaksanaan senior dalam ekosistem kerja yang fleksibel, humanis, dan inklusif.
Pelatihan ini diharapkan menjadi kawah candradimuka bagi para peserta, membentuk mereka menjadi pemimpin perubahan yang tidak hanya kompeten di atas kertas, tetapi berani bertindak dan membawa dampak positif nyata di lingkungan kerja dan masyarakat luas.
Editor : Papi