Batam – Badan Pengusahaan Batam (BP Batam) melalui Badan Usaha Sistem Pengelolaan Air Minum (BU SPAM) melakukan penindakan terhadap sambungan air ilegal atau illegal connection di kawasan Sei Jodoh, Kota Batam pada Selasa (21/3/2023). Tidak main-main, aparat penegak hukum turut digandeng untuk melakukan penindakan pada hari pertama.
Direktur BU SPAM BP Batam, Denny Tondano, menyatakan bahwa tindakan ini merupakan salah satu komitmen BP Batam untuk menekan angka kebocoran atau tingkat kehilangan air yang cukup tinggi di Jodoh. Langkah ini juga merupakan tindak lanjut dari pertemuan Badan Usaha SPAM BP Batam bersama seluruh stakeholder beberapa hari lalu
Dalam penindakan kali ini, tim berhasil menemukan sejumlah sambungan ilegal yang sudah pernah diputus sebelumnya, namun disambung kembali oleh oknum yang tak bertanggungjawab.
“Penindakan terhadap sambungan-sambungan ilegal tersebut selaras dengan arahan Kepala BP Batam, Muhammad Rudi, terkait ketersediaan air di Kota Batam,” ucapnya.
Untuk tahap awal, BU SPAM Batam bersama aparat penegak hukum akan melakukan langkah persuasif kepada masyarakat yang menggunakan sambungan ilegal. Namun, jika masih ditemukan illegal connection minggu depan, langkah hukum akan diambil sebagai efek jera.
Kawasan Nagoya dan Jodoh menjadi areal paling rawan kehilangan air yang cukup signifikan. Oleh sebab itu, Denny mengimbau agar masyarakat dapat mengerti aturan hukum yang berlaku sehingga aliran air bisa maksimal ke depannya. Tingkat kehilangan air di wilayah kerja SPAM Batam sekitar 18 persen dengan total kehilangan hampir 500 lt/dt.
Manager Komersial Unit Usaha SPAM Hilir, Misyar Yunanto, menyatakan bahwa tingkat kehilangan air di Jodoh mencapai 26 persen dan menjadi titik paling rawan dibandingkan daerah lain.
Sementara itu, seorang pedagang di lokasi penindakan mengaku tak mengetahui aturan sambungan air yang digunakan. Ia mengakui tindakan yang dilakukannya dapat merugikan banyak orang. “Saya hanya ikut orang yang menawarkan sambungan,” ujarnya. (rio)
