Guru Hebat, Indonesia Kuat”, Keteguhan Guru Natuna dan Pesan Menguatkan Sekda Boy

0
31
Sekretaris Daerah Kabupaten Natuna, Boy Wijanarko saat membacakan sambutan Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah RI, Prof. Dr. Abdul Mu’ti, M.Ed,

Natuna — Matahari baru saja terbit di ufuk timur ketika ratusan guru dari berbagai penjuru Natuna mulai memadati Lapangan Pantai Piwang, Selasa (25/11/2025).

Udara pagi yang lembut bertemu lantunan salam dan sapaan hangat antar pendidik yang hari itu tampak tampil anggun. Ada semangat berbeda yang terasa: hari ini bukan sekadar upacara, tetapi sebuah perayaan pengabdian.

Di tengah barisan yang tersusun rapi, Sekretaris Daerah Kabupaten Natuna, Boy Wijanarko Varianto, melangkah mantap menuju mimbar upacara. Ia hadir mewakili Bupati Natuna dan menjadi Inspektur Upacara pada Peringatan HUT PGRI ke-80 sekaligus Hari Guru Nasional 2025.

Bagi Boy, hari ini bukan hanya agenda seremonial.

“Ini hari di mana kita kembali mengingat siapa yang membangun masa depan Natuna,” ucapnya usai upacara, menegaskan bahwa guru adalah pilar yang berdiri paling teguh di tengah dinamika zaman.

Di Bumi Laut Sakti Rantau Bertuah, Guru Tetap Menjadi Lentera

Upacara dimulai dengan suasana khidmat. Pengibaran bendera merah putih, lantunan Indonesia Raya, hingga pembacaan Pancasila menggema di antara bunyi ombak yang pecah di kejauhan.

“Setiap kali saya berdiri di hadapan para guru, ada rasa haru,” ujar Boy setelah upacara.

“Di antara bapak dan ibu guru yang hadir hari ini, banyak yang datang dari pulau-pulau terluar. Mereka menyeberangi laut, berjaga dengan keterbatasan, namun tetap mengajar dengan hati,” Tegasnya dengan penuh semangat.

Sebagai daerah kepulauan terdepan Indonesia, Natuna masih menghadapi tantangan besar dalam sarana dan prasarana pendidikan. Banyak sekolah belum memiliki fasilitas ideal ruang kelas terbatas, jaringan listrik dan internet yang tak stabil, hingga akses transportasi yang bergantung pada cuaca.

Namun justru di tempat-tempat seperti itulah, kata Boy, cahaya guru paling terasa.

Keterbatasan Tak Pernah Mengalahkan Pengabdian Guru Natuna

Dalam pesannya kepada para pendidik, Sekda Boy memberikan apresiasi mendalam.

“Saya ingin menyampaikan hormat setinggi-tingginya kepada guru-guru Natuna. Di tengah sarana prasarana yang masih jauh dari kata sempurna, bapak dan ibu tetap hadir setiap hari, mengabdikan diri bagi masa depan anak-anak kita. Ini bukan pekerjaan biasa ini adalah ketulusan yang tidak ternilai,” Lugasnya.

Boy menegaskan bahwa pemerintah daerah memahami betapa beratnya bekerja di wilayah perbatasan. Ia menyebut guru-guru Natuna sebagai “penjaga peradaban” di pulau-pulau yang menjadi beranda terdepan NKRI.

“Guru di Natuna tidak hanya mengajar. Mereka menjaga Indonesia. Mereka menjaga mimpi anak-anak di perbatasan agar tetap hidup,” Sebutnya.

Guru Hebat untuk Indonesia Kuat

Saat membacakan sambutan Mendikdasmen, Boy menekankan tema nasional tahun ini: “Guru Hebat, Indonesia Kuat.”

Guru hebat, kata Boy, bukan hanya yang menguasai teknologi atau metode baru, tetapi mereka yang terus berjuang meski dalam keterbatasan.

“Guru Natuna telah menunjukkan itu,” tegasnya.

“Mereka mengajar tanpa menunggu sempurna. Mereka bekerja bukan karena fasilitas, tetapi karena cinta pada anak-anak bangsa,” Tambahnya lagi.

Ia juga menyoroti tiga ciri guru hebat pertama mengajar dengan hati dan menanamkan nilai-nilai Pancasila, kedua Adaptif dalam memanfaatkan teknologi dan ketiga terus berinovasi tanpa diskriminasi.

Harapan Baru: Sentralisasi Tata Kelola dan Program 2025

Sekda Boy juga menggarisbawahi kebijakan monumental pemerintah pusat sentralisasi tata kelola guru yang diharapkan memberi angin segar bagi guru-guru di daerah 3T.

“Kalau tunjangan lebih pasti, distribusi lebih merata, status honorer lebih jelas, maka fokus guru tidak lagi terbagi. Mereka bisa mengajar tanpa dihantui kekhawatiran,” ungkapnya.

Ia juga menyebut program prioritas Kemendikdasmen 2025 seperti Wajib Belajar 13 Tahun, penguatan vokasi, distribusi jutaan buku bacaan, hingga digitalisasi pembelajaran sebagai peluang besar bagi Natuna.

“Teknologi mungkin datang terlambat ke beberapa pulau, tapi semangat guru selalu datang tepat waktu,” tambahnya.

Lebih dari Sebuah Upacara, Ini Momentum Penguatan

Upacara ditutup dengan Mars PGRI, Hymne Guru, serta penyerahan piala PGRI Cup I Natuna Tahun 2025. Namun bagi guru-guru yang hadir, momen paling bermakna justru berada pada kata-kata penguatan dari Sekda Boy.

“Tetaplah menjadi cahaya bagi anak-anak Natuna. Pemerintah daerah akan terus berupaya memperbaiki infrastruktur pendidikan, tapi semangat dan ketulusan bapak ibu guru adalah hal yang tidak dapat digantikan apa pun,” Pintanya dengan tulus.

Di Pantai Piwang yang terbuka, kata-kata itu menyatu dengan hembusan angin laut. Menjadi pengingat bahwa meski fasilitas belum sempurna, pengabdian guru Natuna tak pernah goyah. Mereka adalah tiang yang menjaga masa depan, bahkan ketika berdiri di ujung negeri. (Bk/Dika)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini