Menjaga Jejak Penyu, Gerakan Kelompok Jaga Alam Mangkai Dan Warga Desa Keramut Pulihkan Habitat dari Ancaman Sampah Plastik

0
38
FOTO : Kelompok Jaga Alam Mangkai bersama warga Desa Keramut

Bursakota.co.id, Anambas – Di tepian Pantai Separak yang berpasir putih, suara ombak bersahutan dengan tawa para anggota Kelompok Jaga Alam Mangkai bersama warga Desa Keramut yang sibuk memilah dan memungut sampah plastik, Senin (10/11/2025).

Bukan sekadar bersih-bersih pantai, kegiatan ini adalah bagian dari perjuangan panjang menjaga habitat penyu yang terancam oleh tumpukan sampah plastik.

Desa Keramut, yang terletak di Kabupaten Kepulauan Anambas, dikenal dengan kekayaan lautnya yang menawan. Pantai dan laut di kawasan ini bukan hanya destinasi alami nan indah, tapi juga rumah bagi penyu satwa laut yang kini semakin jarang terlihat. Sayangnya, keindahan itu tengah menghadapi ancaman nyata sampah plastik yang menyelimuti pesisir dan laut.

“Kalau dibiarkan, penyu bisa terjerat, atau gagal mendarat untuk bertelur,” ungkap Muhd.Yunus Ketua Kelompok Jaga Alam Mangkai.

Aksi bersih pantai yang berlangsung pada 8–9 November 2025 ini merupakan bagian dari program Small Grant Programme atau Layanan Dana Masyarakat untuk Lingkungan dari Kementerian Kehutanan.

Bertajuk “Habitat Penyu Anambas Bebas Sampah Plastik”, kegiatan ini diikuti sekitar 100 orang, terdiri dari warga desa, pemuda, perangkat desa, serta perwakilan LKKPN Pekanbaru.

Selama dua hari, para peserta tidak hanya membersihkan pantai, tetapi juga melakukan edukasi lingkungan. Masyarakat diajak memahami bahwa menjaga pantai bukan sekadar kegiatan sesaat, melainkan bagian dari tanggung jawab bersama untuk menjaga sumber kehidupan.

Para anggota Kelompok Jaga Alam Mangkai bersama warga Desa Keramut yang sibuk memilah dan memungut sampah plastik,

“Kami ingin masyarakat punya rasa memiliki terhadap laut dan pantai. Kalau pantai bersih, penyu bisa kembali bertelur, dan ekosistem tetap lestari,” kata Ketua Kelompok Jaga Alam Mangkai.

Sampah yang dikumpulkan tak lantas dibuang. Namun Tim Jaga Alam Mangkai mengajarkan warga untuk memilah dan menukar sampah bernilai ekonomi seperti botol plastik melalui program bank sampah. Hasilnya, sampah plastik seberat 286 kilogram berhasil dicegah masuk ke laut hanya dari aksi di Pantai Separak kali ini.

Angka itu menambah capaian luar biasa kelompok ini sepanjang 2025, di mana mereka telah berhasil mencegah lebih dari 1,7 ton plastik mencemari pantai habitat penyu di Pulau Mangkai, pulau terluar yang termasuk dalam wilayah administrasi Desa Keramut.

Bagi masyarakat Desa Keramut, kegiatan ini lebih dari sekadar gotong royong. Ini adalah simbol kebangkitan kesadaran lingkungan, sebuah pesan bahwa menjaga laut sama dengan menjaga masa depan.

“Dulu, kami pikir sampah itu masalah kecil. Tapi setelah tahu dampaknya bagi penyu dan laut, kami sadar kalau bukan kita yang menjaga, siapa lagi,” tutur Yunus

Kelompok Jaga Alam Mangkai berharap, aksi ini menjadi gerakan berkelanjutan yang tumbuh dari kesadaran masyarakat sendiri. Cita-cita mereka sederhana tapi bermakna besar mewujudkan habitat penyu Anambas yang bersih dan aman dari plastik.

Upaya ini juga menjadi bukti bahwa pelestarian alam tidak harus menunggu bantuan besar dari luar. Dengan kerja sama, edukasi, dan kepedulian warga, alam bisa pulih perlahan dan penyu bisa kembali menapaki pasir Pantai Keramut untuk bertelur, seperti sedia kala.

“Kami ingin anak cucu masih bisa melihat penyu di pantai ini,” ujar Muhd.Yunus Ketua Kelompok Jaga Alam Mangkai itu.

Sebuah harapan yang sederhana, namun menjadi doa bersama bagi seluruh masyarakat Desa Keramut.(BK/Jun).

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini