Natuna – Ada angin segar bagi dunia ketenagakerjaan di Kabupaten Natuna. Data terbaru dari Badan Pusat Statistik (BPS) Natuna menunjukkan bahwa Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) pada Agustus 2024 mengalami penurunan menjadi 3,89 persen, turun 0,16 persen poin dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Capaian ini menjadi indikator positif bahwa peluang kerja di Natuna perlahan membaik, meskipun tantangan tetap ada, terutama dalam hal peningkatan kualitas tenaga kerja.
Sektor Jasa Jadi Penopang Utama
Kepala BPS Natuna, Wahyu Dwi Sugianto, menyebutkan bahwa dari total 45.634 angkatan kerja, sebanyak 43.861 orang telah bekerja. Menariknya, lebih dari separuh tenaga kerja 61,82 persen atau 27.115 orang diserap oleh sektor jasa.
“Sektor jasa masih menjadi penopang utama tenaga kerja di Natuna. Sementara sektor manufaktur menjadi yang terendah dengan hanya menyerap 7.270 orang atau 16,58 persen,” ujar Wahyu, Senin (16/6/2025).
Sektor formal pun menunjukkan tren yang membaik. Tercatat 58,23 persen pekerja kini berada di sektor formal, meningkat signifikan dibanding tahun lalu. Sebaliknya, sektor informal mengalami penurunan menjadi 41,77 persen, turun 9,08 persen poin.
Dominasi Lulusan SMA, Diploma Paling Rentan Menganggur
Dalam struktur pendidikan, lulusan SMA mendominasi dunia kerja dengan proporsi 30,15 persen, diikuti oleh tamatan SD ke bawah sebesar 29,53 persen. Namun, kenaikan paling tajam terjadi pada kelompok lulusan SMA dan perguruan tinggi, menandakan pergeseran positif menuju tenaga kerja dengan latar belakang pendidikan lebih tinggi.
Meski begitu, tidak semua lulusan tinggi merasakan manisnya lapangan kerja. Ironisnya, lulusan Diploma menjadi kelompok dengan TPT tertinggi, mencapai 9,94 persen. Di sisi lain, lulusan Universitas mengalami penurunan TPT paling signifikan, yakni 4,70 persen poin—indikasi adanya peningkatan serapan kerja bagi sarjana.
“Ini menjadi catatan penting bagi pemerintah dan lembaga pendidikan untuk menyelaraskan antara kompetensi lulusan dan kebutuhan pasar kerja,” jelas Wahyu.
Perempuan Masih Hadapi Tantangan Lebih Besar
Dari sisi gender, perempuan masih mengalami tingkat pengangguran yang lebih tinggi yakni 5,63 persen, meski telah mengalami penurunan 0,41 persen poin. Sebaliknya, TPT laki-laki justru sedikit meningkat menjadi 2,76 persen.
Namun secara keseluruhan, data ini menunjukkan bahwa Natuna berada di jalur yang tepat dalam menurunkan angka pengangguran, dengan dukungan pertumbuhan sektor jasa, peningkatan partisipasi angkatan kerja, serta pergeseran ke arah pendidikan yang lebih tinggi.
BPS sendiri akan merilis data terbaru Agustus 2025 pada bulan Desember mendatang. Sampai saat itu, pemerintah daerah masih memiliki ruang untuk merumuskan kebijakan yang lebih adaptif khususnya untuk mengatasi pengangguran terdidik, mendorong pelatihan vokasi, serta meningkatkan keterlibatan perempuan dalam dunia kerja.(Bk/Dod)