PPDB Online Pertama di Natuna Tuai Masalah, Kadisdikbud Sampaikan Permohonan Maaf

0
429
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Natuna, Hendra Kusuma saat menyampaikan permohonan maaf kepada orang tua siswa di SMPN 1 Bunguran Timur

Natuna – Penerapan sistem Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) secara online untuk pertama kalinya di SMP Negeri 1 Bunguran Timur, Kabupaten Natuna, menimbulkan kebingungan di kalangan orang tua calon siswa.

Sejumlah wali murid mempertanyakan transparansi seleksi, terutama ketika banyak siswa dalam zonasi justru tidak diterima, sedangkan calon siswa yang lokasinya lebih jauh dinyatakan lulus.

“Anak kami rumahnya dekat sekolah, tapi tidak diterima. Kenapa yang jauh malah lolos?” kata salah satu orang tua dengan nada kecewa saat mendatangi sekolah, Jumat (11/07).

Menanggapi kegaduhan tersebut, Kepala Dinas Pendidikan Natuna dan Kebudayaan Kabupaten Natuna, Hendra Kusuma, menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat atas kekurangan dalam pelaksanaan PPDB online perdana ini.

“Memang ada permasalahan kecil dalam penerimaan tahun ini. Ini adalah tahun pertama PPDB dilakukan secara online, jadi wajar jika ada penyesuaian,” ujarnya saat meninjau langsung SMPN 1 Bunguran Timur.

Hendra mengakui, penerapan sistem online dilakukan mendadak sehingga sosialisasi kepada masyarakat belum optimal. Hal ini memicu kesalahpahaman terutama terkait jalur zonasi yang menjadi pilihan terbanyak, namun kuota terbatas dan kendala teknis membuat banyak calon siswa tidak lolos.

Sebagai langkah tindak lanjut, Dinas Pendidikan memutuskan untuk menunda proses daftar ulang siswa baru hingga waktu yang belum ditentukan, sembari menunggu hasil evaluasi dan rapat bersama Komisi I DPRD Natuna pada Senin mendatang.

“Libur sekolah kita perpanjang hingga 21 Juli. Untuk daftar ulang juga ditunda. Kami pastikan akan ada solusi terbaik bagi semua calon siswa,” tegasnya.

Meski dihadapkan pada berbagai hambatan, Hendra menegaskan PPDB online tidak dapat dibatalkan karena merupakan kebijakan nasional.

“Kami mohon kesabaran masyarakat. Natuna memang sedikit tertinggal dibandingkan daerah lain, seperti Anambas yang sudah lebih dahulu menerapkan sistem ini,” ujarnya.

Pihak sekolah dan Dinas Pendidikan berharap masyarakat dapat memahami proses transisi menuju digitalisasi layanan pendidikan ini, yang ke depannya diharapkan mampu meningkatkan transparansi dan efisiensi penerimaan siswa baru di Kabupaten Natuna. (Bk/Dika)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini