
Natuna — Pagi itu, puncak Gunung Ranai telah diselimuti kabut tipis. Udara dingin yang menggigit tidak menyurutkan langkah tiga anggota Kelompok Usaha Perhutanan Sosial (KUPS) Geosite Gunung Ranai.
Mereka tiba lebih awal di Posko Masuk Jalur Pendakian, bersiap bergabung bersama personel Kejaksaan Negeri Natuna dan Kantor Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Natuna dalam misi istimewa: mengibarkan Merah Putih di ketinggian 1.035 mdpl.
Setapak demi setapak, mereka menapaki jalur terjal. Akar-akar dan batang pohon menjadi pegangan, sementara beberapa kali mereka harus merunduk, merayap di bawah pohon tumbang.
Semua demi satu tujuan pengibaran bendera raksasa berukuran 48 meter persegi sebagai puncak peringatan HUT ke-80 Republik Indonesia.
Perjalanan terus berlanjut hingga ketinggian 700 mdpl. Langit menggelap, hujan turun membasahi hampir seluruh wilayah, termasuk Gunung Ranai. Suhu semakin dingin, medan semakin licin.
Namun, bara nasionalisme justru semakin menyala. Tempo perjalanan ditingkatkan, koordinasi antaranggota diperketat, dan perlengkapan pendakian dimanfaatkan secara maksimal.
Setelah menunggu hujan reda, momen yang ditunggu pun tiba. Di bawah komando Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Natuna, Abdul Rahman, pengibaran dilakukan cepat, tepat, dan terukur. Merah Putih pun berkibar gagah di puncak Gunung Ranai, memandang jauh ke samudra dan perbukitan Natuna.
Usai upacara singkat, tim segera menuruni jalur kembali ke Posko. Semua kembali dengan selamat, membawa kebanggaan di hati.
Abdul Rahman mengapresiasi seluruh anggota yang terlibat.
“Terima kasih atas semangat, kerja sama, dan kekompakan yang ditunjukkan. Yang tidak kalah penting, kita berangkat dengan aman dan kembali dengan selamat,” ujarnya.
Pengibaran di Gunung Ranai ini menjadi bagian dari rangkaian pengibaran bendera di berbagai titik strategis Kabupaten Natuna.
Sebelumnya, Merah Putih juga telah dikibarkan di Pulau Sekatung, Tebing Tanjung Datuk, dan Perairan Pulau Laut simbol persatuan dari ujung-ujung terluar negeri.
Editor : Papi