Bupati Aneng Apresiasi Silat Kemenyan di Festival Jongkong Layar Anambas

0
17
FOTO : Atraksi Silat Kemenyan pada Festival Jongkong Layar di Desa Nyamuk, Kecamatan Siantan Timur, Senin (18/8/2025).

Bursakota.co.id, Anambas – Bupati Kepulauan Anambas, Aneng, memberikan apresiasi terhadap penampilan atraksi Silat Kemenyan pada Festival Jongkong Layar di Desa Nyamuk, Kecamatan Siantan Timur, Senin (18/8/2025).

Atraksi tradisional tersebut berhasil memikat perhatian para penonton, baik dari kalangan masyarakat maupun tamu undangan yang hadir di lokasi acara tersebut.

Silat kemenyan, sebagai salah satu seni bela diri tradisional Melayu, ditampilkan dengan penuh semangat oleh para pesilat. Gerakan-gerakan khas yang dipadukan dengan nuansa budaya lokal memberikan warna tersendiri dalam perhelatan tahunan ini.

Bupati Kepulauan Anambas, Aneng, yang turut hadir dalam festival tersebut, memberikan apresiasi tinggi terhadap atraksi yang ditampilkan.

Ia menilai bahwa silat kemenyan bukan hanya sekadar hiburan, tetapi juga warisan budaya yang harus dilestarikan.

“Kita patut bangga dengan tradisi seperti silat kemenyan ini. Selain sebagai seni bela diri, atraksi ini juga mencerminkan kekayaan budaya masyarakat kita. Pemerintah daerah tentu akan terus mendukung agar kesenian tradisional ini tetap lestari dan dikenal luas,” ujar Bupati Aneng, Senin (18/08/2025).

Sebelumnya itu pendekar silat, Asparizan, menjelaskan bahwa atraksi silat yang ia baru tampilkan bersama rekannya merupakan Seni Silat Kemenyan Melayu.

Menurutnya, seni Silat Kemenyan Melayu ini lazim dipentaskan dalam berbagai acara adat, khususnya saat penyambutan tokoh penting maupun pada prosesi perkawinan masyarakat Melayu.

Ia menuturkan, secara umum ragam seni silat Melayu memiliki kesamaan bentuk, seperti Silat Kemenyan, Sinding, dan Tumbuk.

“Pada dasarnya, di mana pun sama saja, tidak ada perbedaan dalam seni silat Melayu. Selain bernilai tradisi, silat juga berfungsi sebagai bekal untuk menjaga diri,” jelasnya kepada media ini.

Penampilan para pendekar semakin meriah dengan sorak-sorai penonton. Sesekali tawa pecah ketika pesilat berhasil menjatuhkan peci lawannya atau saling mengaitkan kaki hingga terjatuh.

“Kalau tak pegang kaki atau jatuhkan peci tak seru, Bang. Bahkan ada sampai berpelukan dan jatuh-jatuh,” kata Azet, salah seorang warga yang menyaksikan atraksi.

Festival Jongkong Layar di Desa Nyamuk ini menjadi momentum tidak hanya untuk memperingati Hari Ulang Tahun ke-80 Republik Indonesia, tetapi juga untuk menguatkan rasa cinta masyarakat terhadap budaya daerah.(Bk/Jun).

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini