Dibuka Sekda, Festival Pulau Senoa 2025 Harmoni Budaya, Alam, dan Semangat Masyarakat Natuna

0
60
FOTO : Sekda Natuna Boy Wijanarko buka Festival Pulau Senua 2025

Natuna — Dentuman gendang Melayu dan sorak sorai masyarakat menggema di tepi laut Pulau Senoa, Desa Sepempang, Kecamatan Bunguran Timur. Selama dua hari, Sabtu hingga Minggu (4–5 Oktober 2025), ribuan warga tumpah ruah menikmati kemeriahan Festival Pulau Senoa 2025, pesta budaya yang menyatukan keindahan alam, tradisi, dan semangat gotong royong masyarakat Natuna.

Festival yang menjadi agenda tahunan ini secara resmi dibuka oleh Sekretaris Daerah Kabupaten Natuna, H. Boy Wijanarko, mewakili Bupati Natuna.

Dalam sambutannya, Boy menyampaikan apresiasi tinggi atas terlaksananya kegiatan tersebut, sekaligus menegaskan dukungan penuh Pemerintah Daerah terhadap pengembangan pariwisata dan pelestarian lingkungan.

“Pemerintah Daerah mengapresiasi terselenggaranya Festival Senoa 2025. Kegiatan ini bukan hanya ajang hiburan, tetapi juga sarana memperkuat promosi wisata, budaya, dan kepedulian terhadap lingkungan yang menjadi kebanggaan masyarakat Natuna,” ujar Sekda Boy Wijanarko di hadapan peserta dan pengunjung.

Festival Pulau Senoa 2025 menampilkan beragam kegiatan yang menggugah semangat dan memperkaya nilai budaya lokal.

Mulai dari pacu kolek tradisional, lomba dendang Melayu, melukis dan mewarnai anak-anak, hingga pelepasan 150 ekor tukik penyu ke laut lepas sebuah simbol kecintaan terhadap alam dan pelestarian ekosistem laut yang menjadi ciri khas Natuna.

Ketua Pelaksana Arief Naen dalam laporannya menyampaikan rasa terima kasih kepada Pemerintah Daerah yang telah memberikan dukungan penuh.

Ia menilai kehadiran Sekda Natuna mewakili Bupati menjadi bentuk nyata perhatian pemerintah terhadap pengembangan potensi wisata berbasis masyarakat.

“Festival ini tidak hanya menjadi hiburan bagi masyarakat, tetapi juga wadah untuk mempromosikan potensi Pulau Senoa dan memberdayakan masyarakat. Banyak pelaku UMKM yang merasakan dampak positifnya, dan anak-anak muda juga termotivasi untuk lebih mengenal budaya daerahnya,” jelas Arief.

Memang, selama festival berlangsung, kawasan Pulau Senoa berubah menjadi ruang hidup bagi ekonomi rakyat. Tenda-tenda kecil pelaku UMKM berjejer rapi di sepanjang pesisir, menawarkan kuliner khas Natuna, kerajinan tangan, hingga hasil laut olahan. Gelak tawa anak-anak, aroma ikan bakar, dan irama lagu Melayu berpadu menciptakan suasana yang akrab dan penuh kehangatan.

Melalui kegiatan seperti Festival Pulau Senoa, Pemerintah Kabupaten Natuna berharap geliat pariwisata dapat terus berkembang, membuka peluang ekonomi baru, serta memperkuat identitas Natuna sebagai destinasi bahari unggulan di wilayah perbatasan.

Pulau Senoa pun malam itu tampak berbeda bukan hanya oleh cahaya lampion dan lentera laut, tetapi oleh sinar kebersamaan yang lahir dari cinta masyarakat terhadap budaya dan tanah kelahirannya.

Editor : Papi

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini