Diterjang Puting Beliung Tengah Malam, Rumah Nelayan di Lingga Nyaris Rata

0
94
Foto : Rumah milik seorang nelayan bernama Marzuki (45) luluh lantak nyaris rata dengan tanah diterjang angin puting beliung

Lingga – Malam yang semula tenang di Dusun Pulau Buluh, Desa Penaah, Kabupaten Lingga, mendadak berubah menjadi mimpi buruk, Kamis 5 Juni 2025.

Tepat pukul 01.00 WIB, angin puting beliung menerjang kawasan pesisir itu dengan kekuatan luar biasa. Rumah milik seorang nelayan bernama Marzuki (45) luluh lantak nyaris rata dengan tanah.

Kejadian berlangsung selama sekitar 45 menit, diiringi hujan lebat dan kilatan petir yang membuat warga panik dan berhamburan menyelamatkan diri. Cuaca yang awalnya cerah berubah drastis dalam hitungan menit.

“Langit tiba-tiba gelap, angin mutar-mutar dan langsung menghantam rumah kami. Semua bergetar, atap terbang, dinding roboh. Kami hanya sempat lari keluar bawa anak-anak,” tutur Marzuki dengan suara serak menahan duka.

Rumah Hancur, Tak Ada Korban Jiwa

Rumah kayu sederhana milik Marzuki porak poranda. Atap alumunium beterbangan, dinding-dinding kayu runtuh, dan hampir seluruh isi rumah rusak berat. Mulai dari kasur, lemari pakaian, hingga peralatan dapur tak ada yang tersisa dalam kondisi layak pakai.

Meski rumahnya hancur, Marzuki bersyukur tak ada korban jiwa. Ia dan keluarganya kini mengungsi ke rumah kerabat terdekat, dengan hanya membawa pakaian seadanya.

“Semua perabotan habis. Kami sekarang tinggal numpang di rumah saudara,” ungkapnya lirih.

Tanggap Cepat dari Pemerintah Desa

Kepala Desa Penaah, Mariana, langsung turun ke lokasi pasca-kejadian. Ia menyatakan bahwa bantuan darurat telah diberikan kepada keluarga Marzuki dan pihak desa tengah berkoordinasi dengan instansi terkait untuk upaya lanjutan.

“Kami sudah meninjau langsung kondisi rumah Pak Marzuki dan memberikan bantuan awal. Kami juga akan usahakan dukungan untuk perbaikan rumahnya melalui BPBD dan dinas sosial,” jelas Mariana.

Warga sekitar juga turut membantu membersihkan puing-puing rumah yang tersisa. Semangat gotong royong menjadi pelipur lara di tengah musibah yang menyisakan kerugian besar.

Harapan Akan Bantuan yang Lebih Luas

Peristiwa ini kembali menjadi pengingat betapa rawannya wilayah pesisir terhadap cuaca ekstrem. Marzuki kini hanya bisa berharap pada bantuan pemerintah dan dermawan agar keluarganya bisa kembali memiliki tempat tinggal yang layak.

“Kami tidak punya tempat lagi. Kalau ada bantuan bahan bangunan atau tenda, kami sangat butuh itu sekarang,” ujarnya penuh harap.(Bk/Iwan)

Editor : Papi

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini