Erson Gempa Afriandi dan Perjalanan Sakral di Balik Himne Daerah Natuna

0
198
H. Erson Gempa Afriandi menerima penghargaan dari Pemerintah Daerah Kabupaten Natuna atas dedikasikan dalam menciptakan Himne Daerah Natuna

Natuna – Sore itu, di rumah sederhananya, Erson Gempa Afriandi tak menyangka kedatangan sejumlah tamu penting. Rombongan anggota Pansus B DPRD Natuna yang dipimpin Hendri FN datang bukan untuk berbincang biasa. Mereka membawa sebuah amanah berat: menulis dan menyempurnakan Himne Daerah Natuna.

Awalnya, Erson sedikit terdiam. Baginya, menulis lagu sudah biasa, tapi menulis himne? Itu perkara lain. Himne bukan sekadar rangkaian nada dan kata, melainkan doa, pujian, sekaligus harapan.

“Waktu satu bulan yang diberikan terasa berat. Himne ini sakral, tentu ada beban besar yang harus saya pikul,” kenang Erson.

Dari Logo ke Lagu

Cerita bermula ketika DPRD Natuna melalui Pansus B membahas penyusunan logo daerah. Namun, sesuai amanah Peraturan Daerah, logo daerah tidak bisa dipisahkan dari sebuah himne resmi. Pansus pun berembuk, lalu menunjuk Erson.

“Saya tidak pernah meminta, tapi inilah amanah. Jadi saya sambut dengan baik, meskipun hati saya penuh rasa gamang,” ucapnya pada Rabu (20/08/2025).

17 Kali Bongkar Pasang Lirik

Dalam sebulan itu, Erson benar-benar larut dalam pencarian. Setiap bait lirik ia renungkan, setiap kata ia timbang.

“Seingat saya, ada sekitar 17 kali saya bongkar pasang. Kalau merasa tidak cocok, saya ubah lagi. Bahkan ada yang saya ganti hanya karena satu kata terasa kurang pas,” tuturnya sambil tersenyum.

Ada tiga aturan yang harus ia patuhi dari Pansus DPRD yakni lirik Himne harus mengandung tiga unsur :

Pertama, Himne harus mengajak semua masyarakat Natuna tanpa membedakan latar belakang untuk bersama membangun daerah.

Kedua, Himne harus memuat pesan menjaga budaya lokal dan kekayaan alam.

Ketiga, Himne harus meneguhkan semangat menjaga keutuhan NKRI.

“Tiga unsur ini saya peras menjadi kalimat sederhana, tapi penuh makna,” katanya.

Makna di Setiap Bait

Himne itu pun lahir dari perjalanan batin yang panjang.

“Ku persembahkan jiwa-ragaku, cinta kasih kudermakan untukmu”: ajakan meleburkan sekat identitas demi persatuan.

“Namamu bersemayam di dalam kalbuku, di sanubariku meskipun jauh”: pesan bahwa cinta pada tanah kelahiran tak pernah padam, meski berada di perantauan.

Lirik berikutnya bercerita tentang potensi laut, budaya, dan kekayaan alam Natuna yang menjadi kebanggaan bersama.

Dari Gitar ke Studio Jakarta

Setelah lirik selesai, Erson memetik gitarnya, mencoba menyanyikan bait-bait itu dengan hati. Namun, ia merasa musiknya membutuhkan sentuhan lebih. Ia pun menghubungi seorang seniman besar di Jakarta untuk membantu menggarap aransemen.

“Saya tidak mau main-main. Saya benar-benar cari orang yang tepat. Bahkan sempat saya minta musiknya diubah sampai sesuai dengan nuansa yang saya harapkan,” ujarnya.

Meski studio berada di Jakarta, jiwa dan semangat lagu ini tetap berasal dari Natuna.

Harapan Dari Pencipta Himne

Saat pertama kali himne itu diluncurkan, Erson tak kuasa menahan haru. Banyak anggota dewan yang mengaku merinding ketika mendengarnya.

“Itu apresiasi yang luar biasa. Bagi saya, karya ini adalah persembahan terbaik yang bisa saya berikan untuk Natuna yang ia cintai,” katanya lirih.

Ia berharap, himne ini bukan sekadar formalitas yang dinyanyikan di acara-acara resmi.

“Saya ingin himne ini benar-benar dihayati. Semoga masyarakat Natuna menjadikannya pengingat jati diri dan identitas Natuna,” pesan Erson.

Sebuah Persembahan

Bagi Erson, menulis himne bukanlah soal nama, melainkan soal cinta dan pengabdian.

“Apresiasi ini bukan hanya untuk saya, tapi untuk seluruh insan seni dan budaya Natuna,” tutupnya.

Dari sebuah ruang tamu sederhana, melalui proses panjang penuh perenungan, lahirlah sebuah karya sakral “Himne Daerah Natuna” lagu persatuan, doa, dan cinta untuk daerah tercinta.

Himne Daerah Natuna resmi dilaunching dalam Rapat Paripurna DPRD Natuna pada Selasa, 19 Agustus 2025. Kini, Pemerintah Daerah menetapkan bahwa setiap kegiatan resmi pemerintah, upacara kedinasan, kegiatan pendidikan, serta acara kebudayaan wajib menyanyikan Himne Daerah Natuna setelah lagu kebangsaan Indonesia Raya. (Bk/Dika)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini