Kepri Dorong Ekspor Perikanan ke AS, Bangun Industri Bernilai Tambah di Daerah

0
17
FOTO : Wakil Gubernur Kepri Nyanyang Haris Pratamura saat melakukan pertemuan bersama Mr. Thomas James Kraft, CEO TJKraft dan penasihat senior Norpac Fisheries Export, yang berlangsung di Rupatama Kantor Gubernur Kepri, Dompak, Selasa (20/5).

Tanjungpinang – Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau terus memperkuat sektor kelautan dan perikanan sebagai pilar utama ekonomi daerah. Upaya ini semakin nyata dengan dilakukannya audiensi antara Wakil Gubernur Kepri Nyanyang Haris Pratamura dan Mr. Thomas James Kraft, CEO TJKraft dan penasihat senior Norpac Fisheries Export, yang berlangsung di Rupatama Kantor Gubernur Kepri, Dompak, Selasa (20/5).

Pertemuan tersebut menjadi langkah awal untuk menjajaki kerja sama ekspor komoditas perikanan Kepri ke pasar Amerika Serikat, sekaligus membangun ekosistem industri pengolahan hasil laut yang memberikan nilai tambah bagi daerah.

“Kami sedang mempercepat implementasi konsep ‘Merajut Permata Biru Ekonomi Gerbang Utara Indonesia’. Ini sejalan dengan arah pembangunan ekonomi biru nasional dan kebijakan Kementerian Kelautan dan Perikanan,” ujar Nyanyang.

Ia menyebut fokus utama Pemprov Kepri meliputi:

Ketahanan pangan laut

Peningkatan ekspor hasil perikanan budidaya dan produk olahan

Pengembangan kampung perikanan budidaya

Aquaculture estate berkelanjutan

Sentra-sentra pengolahan hasil kelautan dan perikanan

Salah satu contoh konkret dari visi ini adalah kehadiran PT Bintan Inti Gemilang (PT BIG), perusahaan lokal yang telah berhasil memulai kegiatan pengolahan dan ekspor produk perikanan dari Kabupaten Bintan. Keberadaan fasilitas ini memberikan dampak nyata terhadap penciptaan lapangan kerja dan menggerakkan ekonomi daerah.

“Kami ingin forum seperti ini mendorong diskusi produktif dan business matching yang konkret, agar Kepri bisa mencetak lebih banyak kisah sukses ekspor berbasis lokal,” tambahnya.

Transformasi Ekonomi Nelayan Lokal

Sementara itu, Mr. Thomas James Kraft memaparkan bahwa proyek Norpac di Kepri menitikberatkan pada keseimbangan antara ekonomi dan konservasi. Menurutnya, selama bertahun-tahun, hasil tangkapan nelayan kecil Kepri hanya diekspor dalam bentuk utuh tanpa memberi nilai tambah signifikan di daerah asal.

“Kami ingin mengubah pola itu. Lewat proyek ini, kami bangun fasilitas pengolahan di daerah, rekrut tenaga kerja lokal, dan dorong industri perikanan agar punya daya saing global,” ujarnya.

Ia menyebut terdapat sekitar 2.500 kapal ikan aktif di Kepri dengan rata-rata 15 awak per kapal berarti lebih dari 37.500 orang menggantungkan hidup pada sektor ini. Melalui PT BIG, telah direkrut 60 tenaga kerja lokal mulai dari tenaga pengolah, supervisor, manajer, hingga ahli logistik dan teknologi.

“Kalau kita hitung dengan anggota keluarga dan mitra kerja lainnya, proyek ini berdampak pada lebih dari 39.000 jiwa di Kepri,” tambah Thomas.

Ekspor Perdana & Dukungan Pemerintah

Momentum penting juga tercipta melalui pelepasan ekspor perdana kontainer produk olahan perikanan dari PT BIG, yang disaksikan langsung oleh Bupati Bintan, perwakilan lembaga pembangunan, serta para pejabat kelautan. Langkah ini menjadi sinyal kuat bahwa transformasi sektor perikanan Kepri sedang bergerak ke arah yang tepat.

Kehadiran para pemangku kepentingan dalam audiensi ini, seperti Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kepri Said Sudrajad, Kadis Perindag Kepri Aries Fhariandi, hingga pimpinan Balai Karantina dan HNSI Bintan, menunjukkan sinergi nyata lintas sektor.

Melalui kerja sama internasional ini, Pemerintah Provinsi Kepri berharap industri kelautan daerah tidak hanya menjadi sumber pangan, tetapi juga sumber kemakmuran yang inklusif, berkelanjutan, dan berdaya saing global.

Editor : Papi

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini