Natuna – Suasana sederhana namun hangat terasa saat Anggota DPRD Provinsi Kepulauan Riau, Marzuki, duduk bersama masyarakat Kecamatan Pulau Seluan, Kamis (28/8/2025).
Reses yang biasanya identik dengan agenda formal, kali ini berubah menjadi ruang curhat warga, mulai dari soal dapur rumah tangga hingga masa depan anak-anak mereka.
Seorang nelayan bercerita dengan suara berat tentang empat bulan terakhir tanpa kepastian. Kapal ekspor ikan yang biasanya berlabuh, kini terhenti karena izin dari Pemerintah Tiongkok belum juga dibuka.
“Kami bingung harus bagaimana, hasil laut ada, tapi tak bisa keluar,” keluhnya.
Cerita itu langsung mendapat tanggapan dari Marzuki. Ia menegaskan bahwa dirinya bersama rekan-rekan di DPRD Kepri terus mengupayakan solusi, bahkan berkoordinasi dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan serta Kedutaan Besar RRT.
“Saya berharap Gubernur Kepri bisa turun langsung. Ini soal perut masyarakat, soal kehidupan nelayan,” ujar Marzuki penuh empati.
Tak hanya soal ekonomi, seorang guru SMA bernama Peter juga menyuarakan kegelisahannya. Sekolah yang baru dibangun memang sudah berdiri megah, tetapi di dalamnya masih kosong.
“Meja, kursi, komputer untuk ujian berbasis online, semua belum ada. Anak-anak butuh itu,” katanya lirih.
Marzuki menanggapinya dengan serius. Ia berjanji akan segera membawa persoalan tersebut ke Dinas Pendidikan Provinsi.
“Saya bukan di Komisi Pendidikan, tapi sebagai Ketua Fraksi, saya punya tanggung jawab moral. Anak-anak kita di Pulau Seluan harus belajar dengan fasilitas yang sama seperti sekolah lain di Kepri,” tegasnya.
Selain itu, warga juga meminta perbaikan jalan, pembangunan talud yang rusak, serta program pemberdayaan ekonomi di bidang pertanian dan perikanan. Semua keluhan dan harapan itu ditulis dan dicatat langsung oleh tim reses, agar tidak sekadar berhenti sebagai obrolan.
Bagi Marzuki, reses kali ini bukan sekadar formalitas serap aspirasi, tetapi pertemuan hati.
“Saya ingin memastikan suara masyarakat Pulau Seluan ini tidak hanya terdengar, tetapi juga diperjuangkan,” katanya menutup pertemuan.
Di wajah para warga, terselip harapan. Mereka sadar tak semua keluhan bisa diselesaikan seketika. Namun setidaknya, ada telinga yang mendengar, ada wakil rakyat yang datang langsung, dan ada secercah janji bahwa Pulau Seluan tidak akan dilupakan. (Bk/Dika)

















