
Bursakota.co.id, Batam – Guyuran hujan lebat yang melanda Kota Batam awal pekan ini bukan hanya memicu genangan di berbagai kawasan padat penduduk, tapi juga memperlihatkan rapuhnya sistem drainase di sejumlah titik rawan longsor, terutama di Kecamatan Bengkong.
Menindaklanjuti situasi tersebut, Anggota/Deputi Bidang Infrastruktur BP Batam, Mouris Limanto, turun langsung ke lapangan, Kamis (8/5/2025), meninjau delapan titik longsor yang memunculkan keresahan warga.
Langkah Mouris bukan tanpa dasar. Kunjungan ini merupakan instruksi langsung dari Wakil Kepala BP Batam, Li Claudia Chandra, yang sebelumnya menggelar rapat koordinasi intensif untuk mengantisipasi dampak lanjutan dari cuaca ekstrem.
“Kedelapan titik ini sangat mengkhawatirkan, apalagi dengan curah hujan tinggi beberapa hari terakhir. Kami perlu bergerak cepat karena ini menyangkut keselamatan warga,” ujar Mouris usai peninjauan.
Sebelum meninjau titik longsor, Mouris dan tim gabungan BP Batam bersama Pemko Batam juga sempat mengecek sembilan titik banjir di Kecamatan Bengkong. Dari hasil pantauan, penyebab utama banjir antara lain adalah saluran drainase yang terlalu sempit, sumbatan sampah, serta terputusnya jalur aliran air yang membuat debit air tidak mampu mengalir ke hilir.
Selain itu, minimnya catchment area atau daerah resapan air turut memperparah kondisi saat hujan deras mengguyur.
Dalam temuannya, Mouris menyampaikan beberapa solusi penanganan jangka pendek dan panjang. Untuk penanganan cepat, Pemko Batam telah menurunkan alat berat guna melakukan pengerukan saluran air.
Sedangkan untuk solusi berkelanjutan, BP Batam merancang pembangunan kolam retensi dan menggandeng para pengusaha melalui program Corporate Social Responsibility (CSR).
“Kami juga akan menggandeng swasta untuk membangun saluran-saluran drainase baru. Ini butuh sinergi lintas sektor,” tambah Mouris.
Langkah BP Batam ini bukan aksi satu kali. Selama 18 hari ke depan, tim akan menyisir dan meninjau seluruh 12 kecamatan di Kota Batam, sebagai bagian dari upaya menyeluruh mengatasi bencana hidrometeorologi yang semakin sering terjadi akibat perubahan iklim.
Langkah cepat dan responsif ini diharapkan bukan hanya menjadi solusi teknis, tapi juga memberi rasa aman dan optimisme bagi warga Bengkong dan Batam secara keseluruhan.
Editor : Papi