Bursakota.co.id, Lingga – Ramadhan di ambang pintu, suasana kehadiran Bulan Mulia itu sudah mulai terasa. Berbagai persiapan sudah seharusnya dilakukan, salah satunya adalah persiapan ruhiyah (semangat/mental) menyambut kedatangan Ramadhan. Hal itu yang dilakukan oleh Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Al-Madani Lingga.
Dari pengakuan Rani Wahyuni, guru kelas V Al-Khawarizmi SDIT, sejak pekan yang lalu pihaknya sudah mengajak dan mengingatkan mereka melaksanakan untuk berpuasa Sunnah Senin – Kamis.
Dengan tujuan, supaya nanti saat Ramadhan mereka sudah mulai terbiasa. Menurut Rani, meski sifatnya hanya himbauan, tapi anak didiknya sangat antusias melaksanakan puasa bersama.
“Kami tidak memaksa, kalau mereka tidak puasa juga tidak ada punishment, intinya suka rela, tapi ternyata semuanya semangat berpuasa,” ucap Ustazah Rani, sapaan akrab anak-anak.
Rani mengatakan, program puasa dan berbuka puasa Sunnah seperti ini bukan program baru di SDIT Al-Madani, menurutnya ini adalah tahun kedua.
“Program ini awalnya dilaksanakan di masa kepemimpinan Ustadzah Sri Wahyuni saat menjadi Kepala sekolah, Alhamdulillah budaya sekolah yang baik ini tetap kami lanjutkan”, ucap Sarjana Pendidikan Islam peraih predikat Cumlaude itu.
Kemarin sore (09/02/2022) para murid SDIT Al-Madani, yang terdiri dari kelas III sampai kelas V melaksanakan agenda puasa bersama, berbuka bersama di Surau Al-Jannah Kampung Putus Daik. Kemudian setelah shalat Maghrib para siswa melanjutkan makan malam bersama di warung Friska.
“Kami sangat berterima kasih kepada para orang tua yang mendukung penuh anak-anak kita, termasuk juga para guru” ucap Rani.
Dukungan itu tentunya dimulai dengan mengingatkan anak-anak untuk berpuasa, menyiapkan makan sahur mereka dan menyiapkan untuk berbuka mereka.
“Sudah diagendakan juga , insya Allah berikutnya untuk kelas I dan II,” tambah Rani.
Rani menjelaskan, salah satu peran yang tidak kalah penting dalam keberhasilan pendidikan karakter itu adalah keteladanan. Hal itu dimulai dari orang tua, kepala sekolah, para guru dan para karyawan.
“Jika menginginkan keshalehan kepada yang bawah (anak), keshalehan itu harus dimulai dari atas (kepala sekolah, guru dan karyawan,” jelas Rani panjang lebar.
“Seorang guru itu bukan hanya memberi contoh yang baik, tapi harus dipastikan dia layak menjadi contoh, baik dalam soal ibadah, amanah, bermuamalah, berpakaian, dan sebagainya,” tutup Rani.(Bk/Iwan)