Natuna – Kabupaten Natuna, sebuah permata yang terletak di Provinsi Kepulauan Riau, telah lama dikenal karena keindahan alamnya yang memukau.
Wilayah yang kaya dengan pantai-pantai tropis, formasi karst yang megah, serta kekayaan bawah lautnya, kini juga semakin dikenal sebagai destinasi ekowisata yang penting di Indonesia melalui Geopark Natuna.
Namun, lebih dari sekadar pesona alam, Geopark Natuna memainkan peran penting dalam menjaga warisan budaya lokal yang telah bertahan selama ratusan tahun.
Ketua Harian Geopark Natuna, Basri, menjelaskan bahwa Geopark Natuna merupakan bagian dari inisiatif global UNESCO yang bertujuan untuk melindungi situs geologi penting serta mengintegrasikan pelestarian alam dengan kebudayaan. Saat ditemui di rumah dinasnya pada Kamis, 26 September 2024, Basri menegaskan bahwa Geopark Natuna tidak hanya fokus pada konservasi lingkungan, tetapi juga pada pelestarian budaya Melayu yang telah menjadi bagian integral dari kehidupan masyarakat Natuna.
“Dalam upaya menjaga kelestarian budaya, Geopark Natuna menjadi pusat perhatian karena kekayaan adat dan tradisi yang diwarisi dari nenek moyang suku Melayu, sebagai penduduk asli wilayah ini,” jelas Basri.
Melestarikan Budaya melalui Festival dan Kesenian
Salah satu cara utama yang dilakukan Geopark Natuna dalam melestarikan budaya adalah dengan mengadakan festival budaya lokal yang rutin diselenggarakan.
Festival-festival ini tidak hanya menjadi hiburan bagi wisatawan, tetapi juga berfungsi sebagai sarana pendidikan bagi generasi muda tentang pentingnya warisan budaya mereka.
Tradisi-tradisi seperti dendang piwang, mendu, tari zapin, gasing, alu, serta permainan rakyat khas Natuna sering kali dipertunjukkan dalam berbagai acara.
“Kesenian tradisional tersebut, selain menjadi kebanggaan masyarakat, juga menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan yang berkunjung ke Natuna,” lanjut Basri.
Selain seni pertunjukan, kerajinan tangan dan kuliner tradisional turut menjadi bagian penting dalam pelestarian budaya di Geopark Natuna.
Pengrajin lokal yang masih menggunakan metode tradisional dalam membuat anyaman pandan dan ukiran kayu, tetap dilestarikan dan didukung oleh pemerintah sebagai bagian dari pengembangan ekonomi berbasis budaya.
Geopark dan Budaya Hubungan yang Tak Terpisahkan
Hadisun, Kabid Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Natuna, menyebut bahwa Geopark Natuna memiliki peran sentral dalam pelestarian budaya masyarakat setempat.
Menurutnya, Geopark dan budaya adalah dua elemen yang tak bisa dipisahkan, karena kebudayaan menjadi salah satu faktor pendukung utama dalam aktivitas Geopark.
“Berbagai event kebudayaan yang kita gelar selalu menampilkan logo Geopark Natuna. Itu menunjukkan bahwa Geopark dan kebudayaan tak dapat terpisahkan,” ungkap Hadisun.
Tidak hanya fokus pada seni dan kerajinan, pelestarian kuliner khas Natuna juga mendapat perhatian besar dalam pengembangan Geopark ini. Kuliner berbahan dasar makanan laut yang dimasak dengan bumbu rempah khas Melayu, seperti silong, pedek, dan tabel mando, menjadi daya tarik tersendiri yang memperkaya pengalaman wisatawan di kawasan tersebut.
Geopark sebagai Pusat Pelestarian Budaya
Lebih dari sekadar destinasi wisata alam, Geopark Natuna telah bertransformasi menjadi pusat pelestarian budaya yang berkelanjutan.
Upaya kolaboratif antara pemerintah daerah, masyarakat lokal, dan komunitas internasional telah memastikan bahwa kekayaan adat istiadat dan warisan leluhur terus terjaga di tengah arus modernisasi.
Hadisun menutup dengan harapan besar terhadap masa depan Geopark Natuna: “Dengan kolaborasi yang berkesinambungan, Geopark Natuna tidak hanya akan terus berkembang sebagai destinasi wisata alam, tetapi juga sebagai pusat pelestarian budaya yang berkelanjutan.”
Sebagai salah satu Geopark yang diakui secara global, Natuna tidak hanya menjadi tempat untuk menikmati pesona alamnya yang indah, tetapi juga menjadi contoh bagi dunia tentang bagaimana alam dan budaya dapat berjalan seiring dalam menciptakan keberlanjutan.
Bk/Advetorial