Peletakan Batu Pertama Mushola SMAN 3 Lakudo, Donasi dari Perantau Wamena dan Manokwari

0
712
Keterangan Foto : Prosesi peletakan batu pertama pembangunan musyolah di SMA Negeri 3 lakudo Buton Tengah

Buton Tengah – SMA Negeri 3 Lakudo yang terletak di Desa Waara, Kabupaten Buton Tengah, kini selangkah lebih maju dalam menyediakan fasilitas ibadah bagi para siswa.

Pada Rabu (29/1/2025), prosesi peletakan batu pertama pembangunan mushola sekolah yang di rangkaikan dengan Isra Mi’raj resmi dilakukan

Pembangunan ini didukung penuh oleh para perantau Desa Waara dan One Waara yang di Wamena di monitori H. La Ante dan perantau Manokwari H. La Taani yang menginisiasi mencari anggaran dengan menyebarkan Proposal ke berbagai pihak.

Acara ini dihadiri oleh PJ Kepala Desa Waara H. La Imu, S.E.,MH, kepala sekolah SMAN 3 Lakudo Safitri,S.Pd, Ketua BPD Desa Waara, Anggota LPM toko perempuan dan tokoh masyarakat, serta para siswa dan guru yang turut menyaksikan dimulainya pembangunan tempat ibadah tersebut.

Kepala SMA Negeri 3 Lakudo, dalam sambutannya, menyampaikan apresiasi yang tinggi dan ucapan Terima kasih kepada para donatur atas kepedulian mereka terhadap sarana ibadah bagi generasi muda.

“Kami sangat berterima kasih atas dukungan dari para perantau Desa Waara dan One Waara di manapun berada semoga di berikan kesehatan dan rezeki melimpah”, ujarnya.

Musala ini nantinya akan menjadi tempat bagi siswa-siswi kami untuk beribadah dan menguatkan nilai-nilai keislaman dalam lingkungan sekolah

Pihak sekolah juga berharap pembangunan ini berjalan dengan baik dan sesuai rencana karena ini untuk kepentingan umum meskipun lokasinya berada di lingkungan sekolah.

“Pihak sekolah berterimakasih semoga pembangunannya berjalan dengan baik dan sesuai rencana karena ini mushola untuk kepentingan umat walaupun lokasinya berada dalam lingkungan sekolah tapi target utama selain warga sekolah juga warga umum lainnya bisa melakukan ibadah,”pungkasnya.

Ia juga meminta dukungan dari semua pihak terkhusus warga desa Waara dan One Waara

Pembangunan mushola ini menjadi simbol kebersamaan antara masyarakat perantau dan kampung halaman, menunjukkan bahwa kepedulian dan kontribusi terhadap pendidikan serta nilai-nilai keagamaan dapat terus berjalan meskipun berada di tanah rantau.

Laporan : Haris

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini